Senin, 07 Januari 2013

Selusin Rakaat dari Ayah

















Ayah,
Kami tidak meminta engkau selalu hadir di sisi kami,
selalu memangku kami,
atau selalu menggendong kami di atas bahumu.
Tidak, Ayah.
Karena kami tahu, ragamu dibutuhkan untuk menjemput rezeki.
Tenagamu diperlukan untuk menolong sesama.
Ide-idemu dinanti untuk perbaikan lingkungan.
Ya, kami memahami itu.

Ayah,
Yang kami minta, hatimu selalu bersama kami.
Yang kami harap, cintamu memeluk kami.
Yang kami mau, doamu selalu menaungi kami.
Meski kami, sering kali bertentangan denganmu,
tetapi kami sangat mengarapkan hadirmu dan cintamu.

Ayah,
Sungguh, kami amat menyayangimu.

Ayah,
Meski surga berada di bawah telapak kaki ibu,
kami tahu bahwa ada surga lain yang ada padamu.
Surga yang pasti kami inginkan pula.
Yang ingin kami gapai bersamamu.
 

Taken from : Sinopsis buku "Selusin Rakaat dari Ayah"

Sumber gambar dan sumber renungan : http://distributor.agromedia.net

by. nana daesri

Ps.
Seorang ayah yang hanya lulus Sekolah Rakyat (SR), tentu tidak akan sama pola pikirnya dengan kita yang umpamanya sudah sarjana.  Sekalipun demikian, kita tidak boleh merasa lebih baik dari mereka. Justru karen tekad dan perjuangan merekalah kita bisa menjadi lebih tinggi tingkat pendidikannya.  Dan yang pasti, mereka telah meraih kesuksesan yang tidak kita bayangkan.  Hanya dengan pendidikan SR, tapi mereka telah berhasil mencetak kita menjadi seorang sarjana, bahkan bisa lebih dari itu.
(Renungan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar